Monday, October 26, 2015

Stress Pasca Melahirkan

IMG_4574.PNG
Picture from here

Jaman sekarang itu banyak ya moms yang terkena stress pasca melahirkan. Ternyata stress pasca melahirkan itu bukan cuma baby blues lho. Menurut American Pregnancy Association baby blues itu bentuk stress pasca melahirkan yang paling tidak berbahaya. Ada juga postpartum depression (PPD) dan postpartum psychosis (PPP). Saya sendiri mengalami stress pasca melahirkan selama 3 bulan pertama jadi sebenernya ga termasuk ke baby blues ya lebih ke depresi pasca melahirkan. Simply because I am not happy at all.

To be honest, stress pasca melahirkan yang saya alami bukan karena kurang tidur, atau pusing mendengar anak menangis, atau kurang makan, atau sakit saat menyusui, atau lelah, atau apapun yang berhubungan dengan saya, bayi dan merawat bayi. Buat saya stress pasca melahirkan terjadi justru karena banyak mendengar masukan-masukan orang lain tentang apa yang boleh dan tidak boleh saat merawat bayi dan banyaknya kunjungan orang yang ingin memberi selamat. Bukan tidak menghargai tapi gimana ya caranya saya mau istirahat kalau banyak kunjungan terutama dari orang-orang yang saya tidak terlalu kenal.

Saya orang yang sangat menyukai space, freedom and privacy. Artinya berikan saya ruang untuk menjadi seorang ibu baru yang bebas merawat anaknya dengan caranya sendiri. Saya tipe yang sedia amunisi sebelum berperang jadi sebelum saya melahirkan anak saya, saya sudah siap amunisi bagaimana merawat bayi dan terutama mental untuk merawat bayi sendiri. Jadi mendengar begitu banyak masukan ini dan itu dan kewajiban tampil saat dijenguk banyak orang itu jadi momok yang justru bikin saya stress. Padahal ibu menyusui itu perlu bahagia ya....

Masukan-masukan yang mengingatkan untuk selalu tidur, selalu makan, minum jamu, pakai stagen, jalan pelan-pelan, bayi jangan digendong terus itu membuat saya stress dan tertekan. Saya paham sekali mereka yang bicara seperti itu ingin memberikan perhatian kepada saya, perhatian yang bentuknya kurang pas buat saya. Perhatian yang pas buat saya itu let me do things in my own way and in my pace and in silence. Tapi saat itu bukan perhatian mereka yang saya rasa tapi justru pikiran negatif bahwa mereka tidak sedang memperhatikan saya they just care about the baby. 

Seriously, saya stress pasca melahirkan tanpa ada yang tahu kecuali suami saya. Sampai di titik saya benar-benar ga pengen ketemu orang sama sekali. Ibu menyusui perlu selalu bahagia agar produksi asinya lancar ironis memang buat saya, saat saya berusaha bahagia justru orang lain yang menghancurkan kebahagiaan saya.

Perjuangan untuk keluar dari stres pasca melahirkan itu ga mudah but I have my way. Saya mungkin terlihat lebih tertutup karena hal ini tapi itu justru jalan penyelamat saya dari stress yang berkepanjangan. Banyak tarik nafas dalam-dalam, lihat anak, ibadah, baca buku, manja ke suami dan menjauhi orang-orang sementara waktu itu cara saya menyembuhkan diri saya sendiri.

Setiap moms pasti punya sebab yang menyebabkan stress pasca melahirkan yang berbeda pula dan cara penanggulangan yang berbeda pula tapi moms kalau boleh bicara sama suami atau keluarga untuk pertolongan pertama. Stay happy ya mom...

.Cheers.

No comments:

Post a Comment