Monday, October 26, 2015

(Pilihan) Menjadi Ibu Rumah Tangga

IMG_4356.JPG
Menjadi Ibu rumah tangga buat saya bukan sebuah pilihan tapi sebuah cita-cita. Cita-cita yang nampak kurang wah dibandingkan jawaban "jadi dokter, insinyur, dsb" pada saat saya kecil jadilah itu cita-cia yang saya pendam. Sekarang saat saya sudah menjadi seorang ibu menjadi ibu rumah tangga adalah pilihan saya satu-satunya.

Dengan tidak mengecilkan peran ibu yang berkerja, ini alasan kenapa saya hanya punya pilihan menjadi ibu rumah tangga:

1. Doktrin ayah saya. Walaupun ayah saya bukan tipe yang menakutkan tetapi kata-kata ayah saya bagaikan ultimatum bagi saya. Kata-kata ayah saya simpel namun hingga hari ini masih jelas di ingatan saya, beliau hanya bilang satu kali saat saya baru hamil "Berhenti bekerja sekarang atau nanti. Kalau nanti jangan suka nitip anak ke ibu bapak atau mertua. Urus anak sendiri". Tapi saya paham benar maksud beliau, mengurus anak sesungguhnya kodrah seorang ibu di mata Islam sedangkan perempuan tidak harus bekerja.

2. Saya tidak bisa menitipkan anak saya ke orang tua atau mertua kalau bekerja. Sudah jelas sekali ayah saya tidak bisa menjaga bayi karena beliau laki-laki sedangkan ibu saya sudah meninggal dunia. Kondisi kesehatan mertua yang membuat saya tidak mungkin tega menitipkan anak saya. Mengurus anak sendiri cukup melelahkan saya tidak bisa membayangkan lelahnya orangtua/mertua saya jika saya menitipkan anak ke mereka. Saya belum kenal daycare saat itu tapi pilihan ini tidak mungkin kalaupun saya bekerja.

3. Kepribadian saya yang sulit percaya pada orang dan mudah cemas membuat saya mengurus anak sendiri adalah yang terbaik buat saya. Perbedaan cara mengurus anak antara orangtua/mertua/pengasuh menjadi ganjalan besar buat saya. Saya besar dan tumbuh di tangan nenek saya membuat saya paham betul apa dampaknya di masa depan.

4. It's in my core menjadi seorang ibu rumah tangga. Bahwa kodrah seorang ibu adalah mengurus anak. Buat saya, mengurus anak adalah ibadah. So no amount of money can replace that.
Menjadi ibu bekerja tidak mudah begitu pula dengan menjadi ibu rumah tangga. Setiap ibu selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk anaknya dengan melakukan yang terbaik bagi anaknya. Apa yang cocok untuk satu pribadi belum tentu cocok untuk yang lain.

Mungkin seringkali kita tanpa sadar merendahkan pilihan satu sama lain. Alangkah indahnya jika saling mendukung, saling menguatkan dan saling berbagi tanpa berpikir pilihan saya lebih baik dari yang lain.

So moms why you choose what you choose?

.Cheers.

No comments:

Post a Comment