Menjadi
Ibu rumah tangga buat saya bukan sebuah pilihan tapi sebuah cita-cita.
Cita-cita yang nampak kurang wah dibandingkan jawaban "jadi dokter,
insinyur, dsb" pada saat saya kecil jadilah itu cita-cia yang saya
pendam. Sekarang saat saya sudah menjadi seorang ibu menjadi ibu rumah
tangga adalah pilihan saya satu-satunya.
Dengan tidak mengecilkan peran ibu yang berkerja, ini alasan kenapa saya hanya punya pilihan menjadi ibu rumah tangga:
1.
Doktrin ayah saya. Walaupun ayah saya bukan tipe yang menakutkan tetapi
kata-kata ayah saya bagaikan ultimatum bagi saya. Kata-kata ayah saya
simpel namun hingga hari ini masih jelas di ingatan saya, beliau hanya
bilang satu kali saat saya baru hamil "Berhenti bekerja sekarang atau
nanti. Kalau nanti jangan suka nitip anak ke ibu bapak atau mertua. Urus
anak sendiri". Tapi saya paham benar maksud beliau, mengurus anak
sesungguhnya kodrah seorang ibu di mata Islam sedangkan perempuan tidak
harus bekerja.
2. Saya tidak bisa menitipkan anak saya ke orang
tua atau mertua kalau bekerja. Sudah jelas sekali ayah saya tidak bisa
menjaga bayi karena beliau laki-laki sedangkan ibu saya sudah meninggal
dunia. Kondisi kesehatan mertua yang membuat saya tidak mungkin tega
menitipkan anak saya. Mengurus anak sendiri cukup melelahkan saya tidak
bisa membayangkan lelahnya orangtua/mertua saya jika saya menitipkan
anak ke mereka. Saya belum kenal daycare saat itu tapi pilihan ini tidak
mungkin kalaupun saya bekerja.
3. Kepribadian saya yang sulit
percaya pada orang dan mudah cemas membuat saya mengurus anak sendiri
adalah yang terbaik buat saya. Perbedaan cara mengurus anak antara
orangtua/mertua/pengasuh menjadi ganjalan besar buat saya. Saya besar
dan tumbuh di tangan nenek saya membuat saya paham betul apa dampaknya
di masa depan.
4. It's in my core menjadi seorang ibu rumah tangga. Bahwa kodrah seorang ibu adalah mengurus anak. Buat saya, mengurus anak adalah ibadah. So no amount of money can replace that.
Menjadi
ibu bekerja tidak mudah begitu pula dengan menjadi ibu rumah tangga.
Setiap ibu selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk anaknya dengan
melakukan yang terbaik bagi anaknya. Apa yang cocok untuk satu pribadi
belum tentu cocok untuk yang lain.
Mungkin seringkali kita tanpa
sadar merendahkan pilihan satu sama lain. Alangkah indahnya jika saling
mendukung, saling menguatkan dan saling berbagi tanpa berpikir pilihan
saya lebih baik dari yang lain.
So moms why you choose what you choose?
.Cheers.
No comments:
Post a Comment