Monday, October 26, 2015

Motherhood: "I am not that strong!"

IMG_4461.JPG
Pictures from here

Menjadi ibu rumah tangga itu ga mudah sama ga mudahnya jadi ibu yang juga bekerja. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kali ini mau sharing rasanya jadi ibu rumah tangga full time.

Saya jadi ibu rumah tangga full time sejak hamil 3 bulan. Selama hamil belum ada dukanya diem di rumah seharian. Malah saya sangat menikmati di rumah. Walau sebenarnya saya bukan orang yang suka keluar rumah tanpa urusan yang jelas walau itu sekedar window-shopping. Tapi semenjak melahirkan dan punya anak menjadi ibu rumah tangga full time jadi momok tersendiri buat saya. ( serem ya bahasanya huhuhhuhu)

Masa lalu saya membuat saya biasa melakukan ini itu sendiri tanpa bantuan orang lain. Jadi jangan pernah berharap saya bakal minta tolong selama apa yang harus dikerjakan bisa saya kerjakan sendiri. Bapak saya mengajarkan saya hal-hal yang juga laki-laki kerjakan jadi jangan heran kalau saya bisa ganti ban mobil sendiri ya. Ada masanya suami keenakan karena sampe urusan mengangkat galon air saja saya lakukan sendiri. So kalo saya minta tolong artinya saya udah bener-bener ga bisa. Which is sebenernya ga bagus juga....

Kalau perempuan lain setelah melahirkan di manjakan dengan berbagai bantuan dari sana sini saya justru seminggu setelah melahirkan sudah jeger (kata yang liat ya bukan kata saya) walau sambil menahan perih sisa-sisa jahitan. Dua minggu setelah melahirkan saya sudah mencuci baju, masak, setrika dan bebersih rumah sendiri. Bangga? Ga juga biasa aja. Mungkin di mata orang saya bisa terlihat hebat atau bisa juga terlihat sok kuat. Either way I don't care. Cuma didikan bapak saya untuk jangan pernah menyusahkan orang itu lekat sekali.

Pagi ini tetangga sebelah bilang "neng, hebat ya kuat ngerjain semuanya sendiri. Nyuci, nyetrika, masak, bebersih rumah." Kalau udah seperti ini rasanya senang sekali bahwa ada orang yang perhatian dengan apa yang saya lakukan. Walaupun apa yang saya lakukan tadi bukan karena saya punya banyak pilihan justru karena saya tidak punya banyak pilihan. Hidup secukupnya dari single-income itu tricky jadi saya sudah tidak bisa itu hura hura belanja sana sini tanpa tujuan dan bahkan hire ART.

Jadi saya harus mengerjakan segala keperluan suami dan anak dan rumah sendiri tanpa melupakan keperluan untuk saya sendiri. Jujur buat saya tantangan menjadi ibu rumah tangga yang full time ada di rumah itu bukan terletak di bosan stay di rumah. Justru memenuhi kebutuhan suami anak rumah dan tentu saya sendiri.

Adakalanya saya malas sekali lihat tumpukan cucian yang harus di cuci dan di setrika atau tumpukan cucian piring dan segala peralatan masak belum lagi si kecil yang sedang senang sekali mengeksplor segala barang di penjuru rumah. Atau si kecil yang sedang berenergi mengajak main atau saat si kecil tanpa henti menangis saat sakit. Saat-saat seperti itu rasanya saya cuma mau duduk diem pasang musik keras-keras lalu nangis tanpa ingat apa-apa. Tapi tetap saja ada anak kecil lucu itu yang saya ingat saat saya mulai menutup diri dan mengatur emosi. Itulah ya yang namanya ibadah. Buat saya lupa sama semuanya. Buat saya lebih ikhlas dan ikhlas lagi.

Saya ga selalu kuat dan hebat koq. Ada masanya saya benar-benar merasa saya hampir gila. Gila karena saya tidak punya lagi yang namanya me-time. Tapi saya coba untuk terus ambil napas panjang lalu hembuskan pelan-pelan lalu peluk anak kecil yang lucu lalu everything's all right.

.Cheers.

No comments:

Post a Comment