Monday, January 24, 2022

My Words My Pain

It's funny that mostly my words are my unspoken pain. A world no one exist. Because no one listening. No one is actually understanding. I was all alone. I am alone.

I didn't know all little things matter. This is to humble me. To never think that this is all you. Nope. This is Almighty. And you are nothing. 

Sunday, January 23, 2022

Those Hard Days

 Terkadang hal simpel seperti menemani dan ditemani menjadi barang mewah yang sulit sekali diusahakan. Terkadang merasa mengecilkan diri dan menyalahkan diri karena merasa terlalu menuntut suatu hal. Beberapa hal yang mungkin ingin disesali tapi tak berani disesali karena takut, takut bahwa tidak bisa menerima takdir Tuhan. Seringkali merasa bahwa saya yang paling menjadi pengingat diri apakah ini 'kesombongan' karena sudah sanggup melakukan segalanya sendiri atau ini adalah 'apresiasi' diri. 

Saat dirasa kecewa begitu banyak tumpukan-tumpukan emosi yang ingin dikeluarkan. Inginnya dikeluarkan hanya di hadapan manusia tapi sesungguhnya hanya dihadapan Tuhan lah seharusnya menumpah ruah. Ingin yang banyak ini dan itu membuat termenung. Begitu kita sama walau tampak berbeda. Tuhan tidak pernah salah. Aku adalah kamu. Kamu adalah aku. Saat kau sampah maka akupun sampah. Saat kau berlian maka akupun berlian. Lalu malu. Lalu bagaimana menjadi mau perbaiki diri. Paling tidak menjadi tidak sombong dan menjadi  tidak paling. Sombong bukan pada manusia melainkan pada diri. Menjadi paling menjadi merasa dunia harusnya berpihak pada kita. Manusia lain mungkin tidak tahu. Tapi kamu tahu. Dan Tuhan pasti tahu. 

Lalu kamu siapa? Lalu kamu akan merindukan mereka yang telah lebih dahulu meninggalkanmu. Karena merekalah yang memahamimu. Karena merekalah yang kamu pikir akan memahamimu. 

Lalu kamu akan mengingat ingat kembali rasa rasa kecewamu yang lain yang lalu menjalar seperti api. Yang lalu akan membakar dirimu. Yang kembali membuat mu merasa yang paling berhak. Yang membuatmu merasa yang ini dan itu. Itu yang harus selalu kuingat, biarkan setiap manusia berada dalam fase perjuangannya masing-masing. Berjalanlah sendiri jika perlu (begitu?) jika dirasa dirimu lelah mengulang ulang hal yang sama berulang ulang berkali kali namun yang dirasa perubahan tidak signifikan.

Kuatkan aku. Grit my teeth. Clench my hand. And bear with it

Saturday, December 26, 2020

Relationship

Sulit sekali kah menunggu sekian detik supaya orang menyebrang dengan aman dan nyaman

Hal sekecil ini aja kadang sulit sekali buat orang

Mungkin... mungkin banyak empati yg terbunuh dari rumah... sehingga orang lebih banyak memikirkan dirinya sendiri lebih banyak dari orang lain. 

Fitrah anak baik tp banyak yg hilang diperjalanannya.  Rasa empati terbangun di rumah dari orang tua. Tp mungkin banyak orang tua yg tak sengaja membunuh empati itu

Udah kamu diem aja. Udah bukan urusan kamu. Kamu masih kecil ini urusan orang dewasa. Udah  dan udah yang lain.

Pengabaian. Makanya mungkin banyak anak yg abai dengan orang tuanya ketika mereka dewasa. Banyak hubungan saudara yg bernilai ketika baik² saja dan buyar ketika uang tak ada.

Blabbering Mess

Where there is a will there is a way
.
.
Seringkali yang jadi penghambat memenuhi keinginan-keinginan kita adalah keinginan kita sendiri untuk ngelakuinnya. 
.
.
Pengen jalan-jalan tapi duit ga ada tapi ga punya mobil terus bawa anak-anak lagi. Padahal jalan2 ga harus selalu ngeluarin duit, bisa sekedar duduk-duduk di taman atau piknik. Jalan-jalan ga harus pake mobil, banyak yang masih bisa jalan2 walau pakai motor atau pakai transportasi umum. Bawa anak2 dengan segala kerempongan bawaanya bukan penghalang, bawa diri yang udh tua aja bisa jadi rempong koq.
.
.
Pengen bisa terus masak atau bikin-bikin makanan tapi capek. Hmm... Misi numpang tanya emang aktivitas apa yang engga bikin capek? Kebanyakan tidur aja bikin capek koq. Dari pada banyak tidur mending banyak gerak kan sekalian melunturkan lemak2 yang tak kunjung hilang. Fitrahnya manusia juga untuk bergerak kan.
.
.
There will always a price to pay. Meaning mo ngapa2in itu perlu usaha ga ada yang cling (kedip mata) lalu terpenuhi segalanya. Yang udah kaya aja masih usaha apalagi yang kita yang biasa-biasa aja. Kalo udah jadi orang tua macam eike beranak dua, masih ada kepentingan anak2 diatas rasa lelah yang seringkali mudah hinggap. Ada kewajiban2 dan hak2 anak yang harus tetap dipenuhi selelah apapun diri. Semua mungkin koq selama benar2 dijalani.
.
.
Cheers

Momster

Today I was one
I let my ego took the worst of me.
I yelled
I screamed
I smacked
I shook
I pointed
I spoke vile
I poured
You.
And I am sorry. I am ashamed. I failed you.
I dont know how much I broke you.
To pieces
How I destroy you
To dust
How I traumatized you
To me
Today I was a momster.
Something I never knew exist inside of me. Something I cried in regret
Something I knew I couldn't take back
Something I will remember forever for being a human mom. The worst one. 

Thursday, July 16, 2020

When The Camellia Blooms


pic here

During this pandemic, I started to watched Kdrama again. For a Kdrama, I prefer to watch a more adult male leading role. I re-watched Pasta, The Greatest Love, Oh My Venus. And begin to watched The Master's sun, A World of a Marriage, Terrius Behind Me as I like older namja (^_^) but then I try to watch a Kdrama with younger male leading role and so far I love Park Seo Joon in What's Wrong With Secretary Kim, Park Hyung Sik in Strong Woman Do Bong Soon and Kang Ha Neul in When The Camellia Bloom. You can tell what I prefer by looking at the drama that I've watched. But man I loveeee PHS for its bubbly and warm character and role but to be honest for story line When The Camellia Blooms won its first place. No wonder it got Daesang.

This Kdrama remind me about a lot of things especially about woman and to realize how strong one woman can be. Too many self reflect that I've been doing while I watched this drama. To realize how close I am to Dongbaek personality in terms of self esteem was a major blow. Growing up looking for love pretty much ruin my younger life to add with having no one to always cheers for you or simply put appreciate my hard work.

*continue* kid wake up from nap =)





Burnout

pic here


These couple months save to say I've been experiencing motherhood burnout and it's brutal. I am faced with the reality of breaking out of my burnout situation is hard. No amount of watching Kdrama help me to get out of my bone-tired condition. I keep thinking and searching the reasons behind it. Or what trigger it. To admit that it is relate to my husband working from home is true but I don't think it is the main reason. As I was never one to peg of having wealth to the point of certain amount. I was mediocre to begin with so yeah...but one still able to dream.

I've been so detached to a lot of things especially my first born. Doing  house chores with zombie mode. A simple act could lead to a unreasonably yelling. Body always aching, my asthma often relapse than it's used to be and I keep forgetting to use my controller. I could go three days with less than 5 hours sleep double up with trying to take my mind of by watching Korean Drama. Most of all, I lost all motivation there to function everyday, to be present for my kids.

Breaking down the reasons behind my motherhood break out, the first reason might be that all these years I've been putting myself on the last option to give love at. I keep on giving love and myself to the kids, the husband, the marriage that I FORGOT to fill in my self. To reward myself with simple act of self-love: Self-care. Things can be done with million ways, a little more that usual screen time won't hurt, a less-healthy choice of food won't kill you. But understanding and doing it is one another problem. The feeling you have that when you let loose a little bit, that of you failed.

But maybe I choose the best timing to be UNGRATEFUL of life during this pandemic. Keep telling myself to be grateful to be healthy and alive is enough. But I don't know.... Still try to battling with this burnout. Hoping I could win this game of life. Wish me luck.

.Cheers.