Saturday, December 26, 2020

Relationship

Sulit sekali kah menunggu sekian detik supaya orang menyebrang dengan aman dan nyaman

Hal sekecil ini aja kadang sulit sekali buat orang

Mungkin... mungkin banyak empati yg terbunuh dari rumah... sehingga orang lebih banyak memikirkan dirinya sendiri lebih banyak dari orang lain. 

Fitrah anak baik tp banyak yg hilang diperjalanannya.  Rasa empati terbangun di rumah dari orang tua. Tp mungkin banyak orang tua yg tak sengaja membunuh empati itu

Udah kamu diem aja. Udah bukan urusan kamu. Kamu masih kecil ini urusan orang dewasa. Udah  dan udah yang lain.

Pengabaian. Makanya mungkin banyak anak yg abai dengan orang tuanya ketika mereka dewasa. Banyak hubungan saudara yg bernilai ketika baik² saja dan buyar ketika uang tak ada.

Blabbering Mess

Where there is a will there is a way
.
.
Seringkali yang jadi penghambat memenuhi keinginan-keinginan kita adalah keinginan kita sendiri untuk ngelakuinnya. 
.
.
Pengen jalan-jalan tapi duit ga ada tapi ga punya mobil terus bawa anak-anak lagi. Padahal jalan2 ga harus selalu ngeluarin duit, bisa sekedar duduk-duduk di taman atau piknik. Jalan-jalan ga harus pake mobil, banyak yang masih bisa jalan2 walau pakai motor atau pakai transportasi umum. Bawa anak2 dengan segala kerempongan bawaanya bukan penghalang, bawa diri yang udh tua aja bisa jadi rempong koq.
.
.
Pengen bisa terus masak atau bikin-bikin makanan tapi capek. Hmm... Misi numpang tanya emang aktivitas apa yang engga bikin capek? Kebanyakan tidur aja bikin capek koq. Dari pada banyak tidur mending banyak gerak kan sekalian melunturkan lemak2 yang tak kunjung hilang. Fitrahnya manusia juga untuk bergerak kan.
.
.
There will always a price to pay. Meaning mo ngapa2in itu perlu usaha ga ada yang cling (kedip mata) lalu terpenuhi segalanya. Yang udah kaya aja masih usaha apalagi yang kita yang biasa-biasa aja. Kalo udah jadi orang tua macam eike beranak dua, masih ada kepentingan anak2 diatas rasa lelah yang seringkali mudah hinggap. Ada kewajiban2 dan hak2 anak yang harus tetap dipenuhi selelah apapun diri. Semua mungkin koq selama benar2 dijalani.
.
.
Cheers

Momster

Today I was one
I let my ego took the worst of me.
I yelled
I screamed
I smacked
I shook
I pointed
I spoke vile
I poured
You.
And I am sorry. I am ashamed. I failed you.
I dont know how much I broke you.
To pieces
How I destroy you
To dust
How I traumatized you
To me
Today I was a momster.
Something I never knew exist inside of me. Something I cried in regret
Something I knew I couldn't take back
Something I will remember forever for being a human mom. The worst one. 

Thursday, July 16, 2020

When The Camellia Blooms


pic here

During this pandemic, I started to watched Kdrama again. For a Kdrama, I prefer to watch a more adult male leading role. I re-watched Pasta, The Greatest Love, Oh My Venus. And begin to watched The Master's sun, A World of a Marriage, Terrius Behind Me as I like older namja (^_^) but then I try to watch a Kdrama with younger male leading role and so far I love Park Seo Joon in What's Wrong With Secretary Kim, Park Hyung Sik in Strong Woman Do Bong Soon and Kang Ha Neul in When The Camellia Bloom. You can tell what I prefer by looking at the drama that I've watched. But man I loveeee PHS for its bubbly and warm character and role but to be honest for story line When The Camellia Blooms won its first place. No wonder it got Daesang.

This Kdrama remind me about a lot of things especially about woman and to realize how strong one woman can be. Too many self reflect that I've been doing while I watched this drama. To realize how close I am to Dongbaek personality in terms of self esteem was a major blow. Growing up looking for love pretty much ruin my younger life to add with having no one to always cheers for you or simply put appreciate my hard work.

*continue* kid wake up from nap =)





Burnout

pic here


These couple months save to say I've been experiencing motherhood burnout and it's brutal. I am faced with the reality of breaking out of my burnout situation is hard. No amount of watching Kdrama help me to get out of my bone-tired condition. I keep thinking and searching the reasons behind it. Or what trigger it. To admit that it is relate to my husband working from home is true but I don't think it is the main reason. As I was never one to peg of having wealth to the point of certain amount. I was mediocre to begin with so yeah...but one still able to dream.

I've been so detached to a lot of things especially my first born. Doing  house chores with zombie mode. A simple act could lead to a unreasonably yelling. Body always aching, my asthma often relapse than it's used to be and I keep forgetting to use my controller. I could go three days with less than 5 hours sleep double up with trying to take my mind of by watching Korean Drama. Most of all, I lost all motivation there to function everyday, to be present for my kids.

Breaking down the reasons behind my motherhood break out, the first reason might be that all these years I've been putting myself on the last option to give love at. I keep on giving love and myself to the kids, the husband, the marriage that I FORGOT to fill in my self. To reward myself with simple act of self-love: Self-care. Things can be done with million ways, a little more that usual screen time won't hurt, a less-healthy choice of food won't kill you. But understanding and doing it is one another problem. The feeling you have that when you let loose a little bit, that of you failed.

But maybe I choose the best timing to be UNGRATEFUL of life during this pandemic. Keep telling myself to be grateful to be healthy and alive is enough. But I don't know.... Still try to battling with this burnout. Hoping I could win this game of life. Wish me luck.

.Cheers.

Saturday, June 13, 2020

Heavy Mind


It seems that everything that you do to understand one situation is never enough. One keep asking to be understood without understanding to others.

Wednesday, June 10, 2020

A Break



Maybe I need a break
Maybe I need a stop
or Maybe I dont need anything

But things for sure that my heart my mind and my soul are not in a great condition. Ga tau karena pandemi atau karena bottled up emotions yang jadi meleber kemana2 selama pandemi ini. Rasanya lelaaaah sekali. Rasanya apa yang selama ini dilakuin ga cukup baik. Ga cukup baik sampai2 mengorbankan diri sendiri. Many times I put myself last dan mentingin orang lain. To make sure the progress well. Tapi niat baik kita belum tentu selalu diterima dengan baik, bisa jadi malah jadi mengekang. Ini aku yang ga bersyukur atau memang ini jalan hidup yang dipilih buat aku. Apapun itu, I feel disconnected. With the world. With the environment. With the family. With my kids. With my husband. No matter how many kdrama I watched as a me time didnt even able to put me at ease.

Sunday, April 5, 2020

Sudah bersyukur hari ini?


Begitu mudahnya kita untuk tidak bersyukur.
.
.
Masalah rumah itu sampe sekarang jd masalah yang masih sulit buat diterima. Karena kadang ikhlas kadang keheuuul. Belum ditambah kena ratjun home decor home decor ituh, pengen rumah secantik dan seindah feed instagram. Tapi pas perjalanan renov itu banyak banget yang engga sesuai harapan. Banyak uang yang terbuang percuma. Engga percuma juga sih, itu uang belajar. Sampe dititik uring2an banget liat rumah apalagi ngeliat yang ngerjain. Kalo dr ubun-ubun bisa keluar api udah keluar kali. 
.
.
Tp di akhir perjalanan renov itu banyak pelajaran yang didapet terutama rasa bersyukur. Bersyukur dikasih rasa2 tidak nyaman dengan keadaan. Bersyukur diberi penjagaan lewat ketidaksempurnaan hasil.  Karena mungkin bisa jadi sombong. Bisa jadi riya'. Bisa jadi tambah ga bersyukur. Sampe sekarang masih terus berusaha berdamai. Berdamai dengan keadaan. Berdamai dengan proses. Berdamai dengan hasil. Dan berdamai dengan cara pandang dan lisan orang. 
.
.
Rumah nabi itu jadi pengingat paling jitu sih. Kekasih Allah aja rumahnya sederhana sekali. Jadi tiap mau ngeluh kalo rumah lagi bocor atau gimana gimana ku ingat itu saja. Supaya selalu inget buat bersyukur. Supaya selalu inget untuk berserah Paringono sabar ya Allah...
.
.
#mamakjourney #mamaksharing #sharingiscaring #renovationjourney
#renovgakelarkelar

Saturday, April 4, 2020

POV

Point of view.
.
.
Merenungi hati yang kuminta kian hari kian besar. Penuh ladang sabar yang kiranya saatku butuh tinggal kupetik. Jauh rasa iri walau ingin. Hanya harap bukan kata yang terulang-ulang. Hingga hati sesak, telinga berasa pengang dan mulut berucap. 
.
.
#mamaknyalem

Motherhood Dare

Di saat semua orang posting tentang Motherhood dare beserta tag teman-temannya. Disitu seringkali berasa kesepian. Hanya karena ga kayak orang-orang. Atau karena merasa ga punya teman banyak. Tapi sebenernya kalo ditanya deep down gimana. Well let me just answer it: it's just not my cup of tea. Bukan begitu interaksi sama teman-teman kyu~~~. And I am fine with it. Kalo boleh jujur, waktu dengan teman-teman rasanya udah puas pas kuliah dulu. Bandel-bandelnya udah dulu. Bukan juga yang suka curhat-curhat ntah kenapa problem di diri dan di kehidupan selalu merasa ga sreg kalo harus curhat sm sesama manusia. Tapi bener deh memilih menjadi berbeda itu pilihan yang konsekuensinya juga harus sanggup dihadapi. Salah satunya merasa berbeda dengan kebanyakan. Cheers

Tuesday, March 31, 2020

Hard Times.

Hampir 3 minggu, Indonesia memberlakukan #dirumahaja karena virus corona aka covid-19. Sekolah ditutup, perkantoran disarankan untuk work from home. Alhamdulillah nya kerjaan suamik jd banyak yg ke pending krn ga boleh kumpul2 banyak orang. Kayaknya koq ya lg berasa kurang bersyukur dan bersabar menghadapi pandemi ini. Iya ini udah pandemi. Seluruh dunia lagi merasakan hal yang sama. Tp di sisi lain ada kekhawatiran dr diri tentang ke tidak pastian masa depan. Belum lagi ditundanya kerjaan suami pasti berpengaruh sama pemasukan apalagi sekarang kan mandiri. Padahal apa yg perlu dikhawatirin ya krn Alhamdulillah dalam keadaan sehat, masih punya tabungan, punya rumah, punya kendaraan, punya makanan. Di luaran sana masih banyak orang yang berusaha tetep kerja supaya bisa makan. I should've grateful. Perhaps times like this really easily stressed me out. Ga bisa keluar. Interaksi dengan manusia dibatasi. Tp jadi makin sadar diri ini kecil banget dihadapan Tuhan. Apalah kita tanpa Allah SWT. Gampang banget buat Allah mau ambil semua yg ada. Kebebasan. Harta. Kesehatan. Nyawa.
.
.
Stay safe. Stay sane everyone

Saturday, February 29, 2020

Negative People


Kalo ada yang harus dijauhin dr hidup dengan sesama manusia itu ya lari dari orang2 yang negatif. Koq ya punya pikiran dipake cuma untuk hal2 negatif. 
.
.
Pagi2 udah baca grup isinya orang sebar hoax dan balasan negatif. Ga bisa gitu ya cek dan ricek kebenaran sebelum posting. Yang nanggepin juga apa ga bisa belajar dulu, cari tahu kebenarannya dan langsung berasumsi liar. It's infuriating to see someone so....stupid. I know my bad harusnya ga usah dibaca. Tapi karena selalu berulang jadi liat dikit langsung, yang bikin kezzzlll orangnya terlihat beragama sering ikut pengajian bla bla bla ... Sis, agama bukan cuma soal bisa baca tulisan arab, cara bacanya atau siapa yang paling banyak hafalan tapi ga bisa implementasiin di kehidupannya sehari2. Bicara baik atau diam. Kalo masih ga bisa: Get a life!

Monday, February 17, 2020

Willingness


Where there is a will there is a way
.
.
Seringkali yang jadi penghambat memenuhi keinginan-keinginan kita adalah keinginan kita sendiri untuk ngelakuinnya. 
.
.
Pengen jalan-jalan tapi duit ga ada tapi ga punya mobil terus bawa anak-anak lagi. Padahal jalan2 ga harus selalu ngeluarin duit, bisa sekedar duduk-duduk di taman atau piknik. Jalan-jalan ga harus pake mobil, banyak yang masih bisa jalan2 walau pakai motor atau pakai transportasi umum. Bawa anak2 dengan segala kerempongan bawaanya bukan penghalang, bawa diri yang udh tua aja bisa jadi rempong koq.
.
.
Pengen bisa terus masak atau bikin-bikin makanan tapi capek. Hmm... Misi numpang tanya emang aktivitas apa yang engga bikin capek? Kebanyakan tidur aja bikin capek koq. Dari pada banyak tidur mending banyak gerak kan sekalian melunturkan lemak2 yang tak kunjung hilang. Fitrahnya manusia juga untuk bergerak kan.
.
.
There will always a price to pay. Meaning mo ngapa2in itu perlu usaha ga ada yang cling (kedip mata) lalu terpenuhi segalanya. Yang udah kaya aja masih usaha apalagi yang kita yang biasa-biasa aja. Kalo udah jadi orang tua macam eike beranak dua, masih ada kepentingan anak2 diatas rasa lelah yang seringkali mudah hinggap. Ada kewajiban2 dan hak2 anak yang harus tetap dipenuhi selelah apapun diri. Semua mungkin koq selama benar2 dijalani.
.
.
Cheers

Thursday, February 13, 2020

Death


Death.
.
I learn about life from losing a loved one. Mom's death taught me a lot (might write it one by one someday). But my grandma's death taught me one thing (only) but loud and clear: TO ALWAYS BE KIND. no matter what. We can only control what we can (being kind) what others do is not in our power. (55:60) "Is there any reward for good other than good?"
.
I should've been more kind to her.  Should've been more understanding of her. Were thing that I regretted. She raised me after all. She taught me a lot of stuff. She engrained cooking in me. She filled my childhood with togetherness (something I longed nowadays). .
Forgiving myself was hard as I was young and foolish. Life is short. Life is not worth beating myself up. Life is not worth fighting with other. So I move on. .
I am sorry Ibu, I should have treat you better. Miss you. You are forever in my prayer. Al fatihah.

Friday, February 7, 2020

Be Humble


Seringkali dikeseharian itu ada aja ketemu orang yang sombong. Entah karena merasa kaya punya rumah lebih dari 1, kendaraan lebih dari 1, emas batangan lebih dari 1, jabatan tinggi, kenal orang2 berkedudukan dan sebagainya. Kadang cuma mau nanya "misiii,, emang semunya punya anda?'' kalo bukan dan semua cuma pinjaman dari Allah SWT terus yang disombongin itu apa. You are nothing. I am nothing. We are nothing. Nabi Muhammad SAW aja yang udah dijamin sama Allah SWT pasti masuk surga aja masih rajin ibadahnya rajin doanya. Nah kita itu siapaaaaa??? Terus klo masih sombong koq ya kebangetan banget gitu.

Wednesday, January 22, 2020

Anak Nyeker?

Nah ini,, yang udah lama pengen banget dibahas tapi saya malas sekali... Jujur sekali saya masih struggling sama masalah per kakian anak2. Nanti saya cerita secara terpisah tentang anak pertama saya. Kali ini bahas yg kecil dulu. Jadi terakhir konsul sama dokter ditanya "dipakein sepatu, bu?" "Iya dok, kadang2 dan pake sepatu barefoot" hahhahhaha padahal aselinya saya takut sekali jawabnya klo selama ini dipakein sepatu barefoot. Padahal dokter udah penah dibilangin pas awal konsul klo sepatu barefoot juga masih ga ok buat dipake jalan. Lebih bagus nyeker begitu katanya. Terutamanya sama anak2 yg belum kelar bentuk kakinya. Ada rasa gimana gitu klo anak nyeker (takut jadi bahan omongan sm liat2an orang) karena dulu pas bayi ga dipakein kaos kaki sering jadi bahan omongan orang (apalagi yang ga dikenal)
.
.
Jadi di case nya ade karena punya gen flat feet, harus kudu tuntas kakinya karena kalo ga pertumbuhan kedepannya memungkinkan ade punya gangguan postural macem scoliosis. Alhamdulillah nya saya masih punya waktu sampe kakinya ngebentuk. Yaaa paling harus mulai brace myself aja sih klo anaknya dikasianin karena nyeker. Seringkali nyinyiran itu datengnya dari sesama ibu atau seorang ibu. Ketimbang saling support. Sad
.
.

Reposted from @rainbowcastleid Haruskah anak dipakaikan sepatu dari bayi? 
Sebaiknya tidak, kenapa? Karena telapak kaki belum memiliki lengkung di daerah telapaknya yang akan terbentuk lebih baik dengan proses mencengkeram yang terjadi pada saat telapak menapak pada berbagai permukaan karena anak merasakan rabaan berbeda dan proses mempertahankan tubuhnya terhadap gravitasi.
Lalu mulai usia berapa baiknya dipakaikan sepatu? Saat jalannya mulai stabil.
.
.
👩🏻‍🦱: Lalu kalau jalan keluar pakai apa donk, kan suka dititah juga pas jalan ke mall?? .
🧕🏻:Kaos kaki .
.
👩🏻‍🦱: Kaos kaki nanti dingin lantai mallnya dok?
🧕🏻: 😔 terserah saja

First Time Cooking Soto Betawi

Kemaren itu hari yang produktif sekali buat saya. Hari itu hari dimana saya seharian masak, pagi hari masak sop sumsum tulang sapi, sore hari masak soto betawi dan masak bubur sumsum untuk snack siang hari. Tapi kali ini saya mau berbagi resep masak Soto Betawi. Buat saya, terlalu berpatokan dengan resep tanpa pakai rasa (hati) dalam memasak belum tentu hasilnya akan selalu enak. Krn saya tiap ikutin resep orang selalu berakhir kurang nikmat. Saya suka liat2 resep dari cookpad yang kemudian dimodifikasi. 

Resep Soto Betawi

Bahan: Daging (saya pakai daging rendang pack yg suka dijual di supermarket, pakai daging yg ada dikulkas saja)
Paru rebus
1 santan kemasan 65ml
200 ml susu ultra putih plain 

Bumbu halus:
8 Bawang merah
6 Bawang putih
1 ruas jahe
1 sdt ketumbar
1 sdt pala
1 sdt lada
1 sdt jinten (saya ga pakai krn ga punya)

Bumbu cemplung:
1 serai
2 daun salam
3 daun jeruk
Cengkeh
Kayu manis

Cara masak:
1. Rebus daging sampai empuk, buang lemak2 kotor yg mengambang. Saya rebus kurang lebih 2 jam. 
2. Haluskan semua bumbu halus kemudian tumis hingga wangi. Masukan serai, daun salam, daun jeruk. 
3. Setelah daging empuk keluarkan kemudian potong2 sesuai ukuran yg diinginkan kemudian masukkan kembali.
4. Masukkan bumbu halus ke dalam panci yg berisi daging rebus. Tambahkan cengkeh dan kayu manis.
5. Masukkan santan 65ml lalu susu
6. Koreksi rasa sesuai dengan selera. Aduk terus jangan sampai susu dan santan pecah.

Soto betawi bisa disajikan dengan tambahan paru/babat/kikil. Kemarin saya hanya pakai paru goreng dengan bumbu kuning. Tambahkan tomat, daun bawang, kentang goreng, emping dan beri sedikit jeruk nipis saat akan disajikan untuk menambah kenikmatan.

Alhamdulillah suami dan anak2 suka sekali soto betawi ini.