Tuesday, December 29, 2015

Belajar dan Ajar

Menjadi orang tua membuat saya sadar bahwa saya harus kembali belajar. Belajar tentang banyak hal. Terutama diri sendiri dan anak. 

Banyak dari kita orang tua yang mengharapkan hal-hal tertentu dari sang anak tapi kita seringkali tidak sadar bahwa hal tersebut seringkali sulit kalau kita sendiri sebagai orang tua tidak memberikan contoh. Setelah punya anak saya sadar bahwa pelajaran pertama anak datang dari orang tua. Dengan cara melihat merasakan dan kemudian mencontoh apa yang dilakukan orang tuanya. Contoh, saya seringkali setelah selesai melakukan sesuatu seperti makan saya akan langsung menyapu lantai untuk membersihkan makanan sang anak yang terjatuh saat makan, sekarang anak saya berusaha menyapu makanan yang terjatuh setelah ia selesai makan. 

Kita seringkali berekspektasi lebih terhadap anak. Pintar, sopan, mandiri, sholeh/ah, rajin belajar, rajin ibadah, rapih, bersih, dst. Tapi sadarkah kita bahwa anak mencontoh apa yang orang tuanya lakukan. Agaknya tidak fair menyuruh anak ibadah tapi kita sendiri tidak pernah solat. Atau menyuruh anak membereskan mainan agar rapih tapi kita sendiri tidak pernah beberes. Hal-hal seperti ini yang membuat sadar menjadi orang tua membuat saya menjadi orang yang baru dengan belajar. Belajar sabar, belajar mengontrol emosi, belajar mandiri, belajar berani, dst.. karena saya sadar dengan saya belajar saya juga mengajari anak saya banyak hal. Tentang kehidupan. Tentang keseharian.

Saya bukan tipe orang tua yang sangat melindungi anak. Saya biarkan anak melakukan apa yang secara naluri ia ingin lakukan. Saya biarkan dia belajar dengan melihat dari samping dan membimbing saat diperlukan. Saya ajari anak lapar/haus jadi dia tahu arti lapar/haus dan arti makan/minum saat lapar/haus dan ini membuat anak saya tidak selalu makan/minum dan berhenti bila kenyang. Saya ajari anak lebih mandiri jadi dia bisa main sendiri tanpa harus bergantung dengan saya atau berjalan lebih hati-hati agar tidak tabrak sana sini. Saya berikan anak kepercayaan bahwa dia bisa melakukan sesuatu sendiri tanpa harus ada bantuan orang lain. Saya support anak saat takut berlari atau melihat balon agar ia lebih berani bukan dengan melindungi dengan melarang berlari atau menyingkirkan balonnya. 

Saya sadar kita sebagai orang tua ingin selalu melindungi anak kita dari bahaya atau dari kesusahan atau dari rasa takut agar yang ia rasakan adalah kenikmatan atau rasa aman atau rasa nyaman tapi selama apakah kita bisa menjamin kalau kita hidup selamanya. Di luar sana ada banyak hal yang bisa membuat anak kita merasakan kesusahan atau ketidaknyamanan atau ketakutan dan kita tidak bisa selalu melindungi mereka kapan pun dan dimana pun. Kalau kata orang sunda nyaah dulang yang artinya sayang tapi menjerumuskan. Kita merasa harus melindungi agar anak kita selalu aman nyaman dan hidup nikmat sejatinya ajari mereka untuk lebih berani, lebih prihatin, lebih bersyukur. Karena suatu hari anak kita juga akan menjadi orang tua yang harus bisa melindungi anak-anaknya kelak. 

Belajar dan ajari sebelum kehidupan yang mengajari kita. 

.cheers.

No comments:

Post a Comment