Yupe one month left. Excited. Nervous. In some conditions are even more relax.
Satu bulan lagi. The only things that make me worried wasn't the wedding preparation. Harus saya akui persiapan menikah memang membuat stress tapi itu hanya sekian persennya. Saya cukup santai dan tenang.
Lemme share how I met my half-mate. Sebagian pasangan gundah gulana bertanya-tanya "si dia benar-benar pasangan hidup saya bukan ya". Saya bersyukur dengan pasang surut hubungan partner saya hanya dia. Suatu kali tante saya bertanya "Mbak, apa yang kelebihan dari dia?" Terdengarnya seperti pertanyaan yang simpel tapi begitu mencoba jawab saya sedikit bingung.
Saya: "hmmm.... dia itu kekurangannya ini itu ini itu"
Tante: "Bukaaaannn! Kelebihan nya apa?"
Saya: "kelebihannya ya.........apa ya"
Tante: "yang membuat merasa cocok aja deh"
Saya: "dia satu-satunya orang yang membuat saya nyaman. Nyaman secara prinsip-prinsip hidup. Udah mengenal laki-laki dengan berbagai macam hal yang sama tapi kalau beda prinsip susah juga."
Ternyata tanpa sadar lebih mudah mengemukakan kekurangan seseorang dibandingkan kelebihan seseorang. Buat saya, saat di tanya kelebihan seseorang dan harus menjawab dengan jawaban dia baik, ganteng, pengertian. Jawaban-jawaban seperti itu terdengar klise. I mean you're not going to have a relationship with someone who's not kind and bla bla bla.
Saya percaya bahwa kenyaman adalah hal penting dalam suatu hubungan. Saya dengan partner saya sudah hampir 9 tahun jadi sudah banyak mengenal kekurangan masing-masing. Apa rasanya pacaran 9 tahun. Biasa saja. It just number. Tapi yang paling terasa adalah kedewasaan dalam menjalin suatu hubungan. We're best friend for each other. Buat saya kenyamanan untuk hal-hal prinsip lebih penting dari pada hal-hal yang berbau fisik. Hal-hal berbau fisik (begitulah saya menyebutnya) sebagai contoh adalah kesukaan/hobi, kebiasaan. Akhirnya mengerti apa yang diributin kalau orang yang cerai dengan alasan beda prinsip. Buat saya, hal-hal prinsip sebagai contoh tujuan hidup, bagaimana memandang hidup, bagaimana menjalani hidup, bagaimana hubungan dengan Sang Pencipta. Setiap orang pasti memiliki perbedaan, daripada meributkan hal-hal kecil yang memang berbeda, alangkah baiknya menerima perbedaan yang ada sebagai bagian melengkapi satu sama lain. Me and my partner, secara hal-hal fisik kami sangat jauh berbeda tapi secara prinsip kami sama. That's why we're together. Saya sudah punya waktu latihan selama 9 tahun untuk menerima perbedaan hal-hal fisik yang awal-awalnya bisa bikin saya nangis darah (*hiperbola). Now that kind of things don't bother me.
Some people like to share their stories, I love it because I can learn something too. Believe me I'm still learning. Penting buat bertemu dengan seseorang yang memiliki tujuan yang sama dengan kita jadi kita tau laki-laki mana yang perlu diperjuangkan. Do TONS of self-reflection before asking for more to your partner. COMMUNICATE what you want and what your partner want. Komunikasi itu penting. Sangat penting. Banyak perempuan yang merasa ketakutan ketika harus bertanya atau sekedar sharing dengan pasangannya untuk hal-hal yang sedikit serius. They're human and they must learn too.
Ketika ditanya apa perbedaannya saat pacaran dan mau menikah. I don't feel INSECURE anymore and I love him more. Rasa aman dan nyaman yang paling dominan terasa sekarang. Kita bisa menghabiskan banyak waktu membahas sesuatu yang prinsipil dan sangat bersyukur punya hidup dan pasangan yang luar biasa. Banyak hal yang orang lain tidak tahu dari saya dan saya sangat nyaman untuk memperlihatkannya pada pasangan saya. Banyak hal yang seringkali tidak bisa saya bicarakan dengan orang lain dan hanya mau saya bicarakan kepada partner saya. "I love to have my other half personality in secret and only reveal it to people who are open-minded enough to know me."
9 years. I feel grateful.
Bisous,
Vie
No comments:
Post a Comment