(pic from www.primaironline.com)
Hari ini saya bukan mau mengeluh tentang Jakarta tapi sharing bagaimana menjalani hidup di Jakarta.
Pernah ga sih kita dengar klo Jakarta macet karena volume kendaraan nya semakin meningkat sedangkan ukuran jalannya tidak bertambah atau mungkin berkurang jika dihitung dengan berapa banyak orang yang sembarangan parkir di pinggir jalan atau digunakan pedagang kaki lima untuk berjualan?
Saya rasa pernah. Setidaknya saya pernah baca dan pernah mendengar.
Dan sering ga sih mendengar kalo orang-orang menyalahkan pemerintah karena fasilitas angkutan umum belum memadai. Semisal, stasiun kereta api yang seadanya, jadwal kereta api yang masih sesuka jidatnya mogok atau bermasalah dengan mesin klo hujan, belum lagi desek-desekan klo naik kereta mau itu kereta ekonomi, ekonomi AC maupun Express sekalipun, jumlah bis transjakarta yang sedikit belum lagi harus umpel-umpelan ?
Saya yakin sering. Setidaknya saya sering mendengar.
Seberapa sering kalian mau menikmati jalan di trotoar (itu juga kalo ada) menuju kantor atau tempat yang jaraknya relatif mudah dijangkau dengan berjalan kaki tanpa mengeluh akan polusi dari kendaraan yang lewat?
Saya yakin ga banyak yang melakukannya dan tidak mengeluh. Setidaknya itu yang saya perhatikan.
Dan oleh karena itu, sebagian besar dari mereka yang memilih harus tinggal atau bekerja di Jakarta datang dan pergi menggunakan kendaraan pribadi untuk menghindari yang namanya panas, debu, polusi, asap kendaraan, ketidaknyamanan, dan cape.
Dan karena begitu banyak alasan yang sama, orang-orang menyalahkan orang lain bukan diri sendiri. Memang paling enak menyalahkan orang lain.
Pernah dengar kalo anggota dewan adalah cerminan bangsa, kalo pas rapat Pansus Century mereka berteriak, dan berantem, dan apalah yang disebut orang-orang. Kenapa musti mereka kita salahkan. Biar itu jadi cerminan untuk kita bahwa kita JANGAN seperti itu, JANGAN seperti mereka. Cermin memperbaiki diri sehingga memperbaiki negara ini.
Hal yang sama, kita menyalahkan pemerintah, karena mereka lah yang harus melayani kita. Karena kita bayar pajak, karena kita membayar mereka. Emang semua orang di negara ini punya kesadaran bayar pajak? Memangnya negara itu pelayan kita? Ga rela kalau duid yang kita bayar untuk pajak dipakai oknum-oknum yang cuma mengandalkan nafsu punya uang banyak?
Negara tidak melayani warganya tapi warganya melayani negaranya. Kalau semua orang punya pemikiran yang sama Indonesia sudah pasti hebat.
Kita harus jadi contoh untuk yang kita bilang tidak layak di contoh. Contoh menjadi orang yang menghargai fasilitas umum walaupun fasilitasnya seadanya. Contoh menjadi orang yang menghargai waktu dengan tidak menjadikan macet sebagai alasan. Contoh orang yang mau menggunakan Transjakarta, Kereta Api, Kopaja, Metromini tanpa harus mengeluh mengenai jadwalnya, macetnya, panasnya. Contoh orang yang tidak korupsi baik waktu khususnya buat mahasiswa yang suka demo, uang umumnya untuk yang diperbudak oleh uang, dan lainnya. Kita harus jadi contoh untuk apa yang kita inginkan, apa yang kita lakukan, apa yang kita harapkan. Kita jadi contoh untuk orang-orang berkedok diluar sana. Contoh bahwa kita lebih terhormat dari mereka karena kita melakukan sesuatu yang layak dicontoh bukan hanya meneriakkan kata-kata tanpa melakukan apa-apa
Kalau Kita bermimpi Indonesia punya sarana dan fasilitas transportasi yang baik. Hey, hanya pada saat sarana dan fasilitas transportasi itu baikkah kita akan menggunakannya? Sebenarnya yang harus dirubah bukan sarananya atau fasilitasnya, tapi KEMAUAN kita. Apakah kamu bisa jamin kalau sarana dan fasilitas transportasi sudah baik kamu akan menjaganya dan menggunakannya tanpa mengeluh?